Jembatan di Desa Kedung Peluk, Kecamatan Candi yang menjadi satu-satunya akses penghubung ke Kota Sidoarjo putus, Selasa (16/7/2024) siang.
Muhammad Madenan Kepala Desa Kedung Peluk mengatakan, jembatan itu putus sekitar pukul 11.00 WIB.
Jembatan yang dibangun sekitar 1980-an itu disebut sudah mengalami tanda-tanda akan ambrol. Seperti mengalami retakan di beberapa sisi dan cekung di bagian tengahnya.
“Retak sebelah timur sama barat, yang tengah sudah njeglek (cekung). Nggak ada korban, jembatan ini (dibangun) sekitar tahun 1980-an. Satu-satunya (akses utama ke kota) di Kedung Peluk,” kata Madenan.
Madenan berharap dalam waktu dekat supaya Pemerintah Kabupaten segera membangun ulang jembatan tersebut atau membuat jembatan sementara untuk akses warga menuju kota.
“Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (semoga) secepatnya didirkan lagi, semoga cepat dilakukan pembangunan. (Rencananya) menang tahun ini (dibangun ulang) tapi gak tahu bulannya kapan,” tuturnya.
Sementara itu, Subandi Plt Bupati Sidoarjo langsung terjun ke lokasi jembatan ambruk bersama Dwi Eko Saptono Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo.
Subandi menyatakan, Dinas PU BMSDA segera menindaklanjuti pembangunan jembatan tersebut. Sebab jembatan itu merupakan satu-satunya akses warga Desa Kedung Peluk menuju ke luar.
“Di sini tidak ada jalan alternatif, satu-satunya untuk menyelesaikan kerusakan ini ya kita pakai (jembatan) bailey,” kata Subandi.
Dwi Eko Saptono menjelaskan, sebetulnya jembatan itu sudah masuk dalam rencana perbaikan di tahun ini.
Namun Eko beralasan, masih banyaknya pengerjaan jalan dan jembatan di wilayah lain membuat pihaknya belum bisa memperbaiki jembatan itu. Faktor lain adalah besaran biaya.
“Sudah 2 tahun ini kami rencanakan untuk dilakukan pembangunan ulang. Memang di 2024 ini masih ada beberapa kegiatan lain untuk jembatan, di hitungan kami memang membutuhkan lumayan untuk membangun jembatan ini.
Pihak Pemkab Sidoarjo berencana membangun jembatan darurat berupa bailey dalam waktu 1,5 sampai 2 bulan untuk akses roda empat maupun dua.
Sebab, insiden ini akan mempengaruhi aktivitas ekonomi warga Desa Kedung Peluk di sektor pertanian dan tambak.
“Karena ini akses utama warga terputus kami dari PUBM merencanakan untuk membangun jembatan darurat mungkin jembatan bailey dan segera kami lakukan,” tuturnya.
Eko melanjutkan, jembatan utama yang akan dibangun nanti memiliki panjang 20 meter dan lebar 5 meter. Pembangunan jembatan Kedung Peluk yang rencananya baru direalisasikan pada 2025 kemungkinan bakal dimajukan.
“Dengan bentang 20 meter lebar 5 meter ini juga masuk di perencanaan. Dan saat perencanaan saat ini sudah ada sebenarnya tinggal menuangkan dalam perbaikan, namun yang rencananya kami bangun tahun 2025 ternyata 2024 sudah mengalami kerusakan,” ujar Eko.(wld/iss)